Kebersamaan dalam team




Ini adalah pengalaman yang di alami penulis saat masih bergabung dengan salah satu team Professional divisi II atau sekarang lebih di kenal sebagai Professional continental dimana hanya 20 team professional sedunia yang berada dalam divisi ini.

Saat itu pada tahun 2005, Penulis bertindak sebagai team manager di lomba Tour of Japan, race ini adalah salah satu dari race calendar UCI (union cycliste internationale). team kami terdiri dari 3 rider Indonesia,3 rider Australia dan 4 orang staff official.
Kami menuju Jepang dengan target untuk masuk dalam 3 besar  team general classification, Target yang sangat berat dimana waktu itu 5 team professional continental dari Amerika & Europa juga ikut berpartisipasi. Dengan total menempuh 7 stage, 4 di antaranya adalah jalur pendakian.
Stage I dan 2 sudah kami lewati, tetapi hasil masih belum memuaskan. Sebelum memasuki stage 3 pada malam harinya kami mengadakan team meeting di hotel tempat menginap untuk membahas strategi di stage berikutnya , juga kami mendapatkan berita dari sponsor team yang akan memberikan bonus sebesar $2000 kepada rider yang bisa memenangi  stage.

Stage 3, adalah stage terberat dalam tour Japan saat itu dimana semua pelomba akan mendaki di pegunungan Fujiyama yang sangat terkenal itu. Dengan perjuangan keras pada hari itu, akhirnya rider kami yang berasal dari Australia dapat menjuarai lomba pada stage neraka ini, ia pun berhak mengantungi bonus yang di janjikan oleh team sponsor kami.

Setelah makan malam di Hotel, kami mengadakan team meeting lagi. Dan rider kami yang menjuarai lomba pada hari ini mengemukakan sarannya, ia mengatakan ; team  kita datang ke Jepang ini terdiri dari 10 orang, jadi saya akan berbagi uang bonus yang saya dapatkan dari sponsor sebesar $2000 untuk 10 orang, masing-masing sebesar $200!!.

Ada suatu hikmah bagi penulis waktut itu, bukan melihat dari besar atau kecilnya uang bonus yang didapat tetapi rasa kebersamaan dalam team, rider kami yang mendapatkan bonus dari sponsor itu tidak mementingkan individu atau dirinya sendiri, tetapi ia lebih mementingkan rasa kebersamaan dan kekompakan dalam team. Walaupun ia termasuk dalam jajaran rider “papan atas” saat itu dimana ia pernah menjuarai stage di tour D giro Italy tahun 2000.

Akhirnya kami dapat menyelesaikan tour Japan itu, dengan memenuhi target yang dibebankan oleh fihak sponsor team. Team kami berada dalam 3 besar general classification. Ini berkat kerjasama dan kekompakan di dalam team, atmosfer ini yang terus kami jaga di race-race selanjutnya.

Tutas Turisna